Breaking News

Studi menyoroti tantangan kesejahteraan yang dihadapi perempuan dalam layanan Kesehatan

Studi Global Advances in Integrative Medicine and Health baru-baru ini menilai faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan perempuan dalam profesi kesehatan.

Latar belakang

Sejak tahun 2000, jumlah petugas kesehatan penuh waktu meningkat hampir dua kali lipat. Perempuan menyumbang sebagian besar pertumbuhan ini dan tetap menjadi bagian penting dalam keberhasilan penyediaan layanan kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami apa saja yang berkontribusi terhadap kesejahteraan perempuan di tempat kerja.

Karena banyaknya peran berbeda yang dimainkan perempuan dalam masyarakat, mereka dapat mengalami tekanan yang sangat besar untuk menjadi sukses baik di rumah maupun di tempat kerja. Hal ini dapat menyebabkan konsekuensi yang merugikan, seperti kelelahan kerja, tekanan psikologis, kecemasan, depresi, atau bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Di sektor layanan kesehatan, dampak buruk ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan pasien, kurangnya kepatuhan terhadap protokol pengobatan, dan rendahnya kualitas layanan. Oleh karena itu, sangat penting bagi petugas kesehatan perempuan, khususnya, untuk menerima dukungan yang tepat.


Tentang penelitian

Dalam penelitian saat ini, total 71 penelitian yang diterbitkan di 26 negara antara tahun 1979-2022 ditinjau. Profesional kesehatan wanita dewasa berusia antara 18 dan 74 tahun dilibatkan dalam penelitian ini dan termasuk penyedia layanan kesehatan mental, pekerja sosial klinis, perawat, dan dokter.

Beberapa faktor terkait kesejahteraan diselidiki, termasuk ketahanan, kebugaran, kelelahan, stres, dan quality of life (QOL). Untuk penelitian ini, individu yang diidentifikasi sebagai perempuan dimasukkan, terlepas dari jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir.


Temuan studi

Tinjauan ekstensif ini mengkaji berbagai desain penelitian terkait kesejahteraan profesional perempuan di sektor layanan kesehatan di berbagai negara dan konteks sosial. Penelitian sebelumnya mendefinisikan kesejahteraan sebagai bebas penyakit atau tidak adanya ketidakpuasan kerja; Namun, definisi ini tidak memadai, karena kesejahteraan juga harus mencakup peningkatan kebahagiaan, keamanan, dan kenyamanan.

Beberapa penelitian telah melaporkan hubungan negatif antara keseimbangan kehidupan kerja yang buruk dan perasaan sejahtera. Untuk mencapai tujuan ini, perempuan seringkali didorong untuk memprioritaskan kebutuhan rumah tangga dan anak-anak dibandingkan pengembangan profesional mereka.

Sekitar 25% dari studi yang ditinjau menunjukkan bahwa otonomi profesional yang terbatas dan kondisi kerja yang buruk membuat perempuan mengalami kelelahan lebih cepat dibandingkan rekan laki-laki mereka. Namun, tingkat kelelahan lebih rendah ketika perempuan bekerja di lingkungan yang mendukung dan memiliki jadwal yang fleksibel.

Selain itu, 20% penelitian menyoroti pentingnya hubungan pribadi, di mana hubungan kekeluargaan, romansa, dan persahabatan secara positif memengaruhi rasa sejahtera di kalangan perempuan yang bekerja di sektor kesehatan. Dampak pengaruh lingkungan dan pengalaman hidup individu sangat penting bagi kesejahteraan.

Sekitar 16% penelitian mengungkapkan bahwa bias gender yang tersirat merupakan sumber utama tekanan mental di kalangan petugas layanan kesehatan perempuan. Hal ini diwujudkan dalam berbagai cara, termasuk upah yang tidak setara, lebih sedikit peluang untuk maju, dan tidak menyebut rekan kerja perempuan dengan gelar profesional mereka.

Beberapa penelitian membahas hubungan positif antara perhatian yang disengaja, olahraga, tidur, nutrisi, dan kesejahteraan. Temuan dari penelitian ini menyoroti bahwa intervensi gaya hidup dapat mengurangi tingkat stres, rasa lelah, dan kelelahan.

Peluang untuk melakukan pendampingan dan pengembangan profesional memiliki dampak positif pada 11% artikel yang ditinjau. Kegiatan-kegiatan ini memupuk hubungan yang lebih dalam dengan rekan kerja dan menimbulkan rasa memiliki yang lebih besar, yang selanjutnya memberikan pemenuhan dalam peluang profesional dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.


Kesimpulan

Tinjauan kali ini mengeksplorasi kesejahteraan perempuan profesional di sektor layanan kesehatan dan menganalisis lebih lanjut korelasi antara kesejahteraan dan pemicu stres terkait pekerjaan. Beberapa faktor ditemukan menyebabkan gejolak emosi dan ketidakpuasan kerja, yang dapat menimbulkan konsekuensi parah bagi individu yang terkena dampak dan kualitas perawatan pasien.

Temuan penelitian ini harus memotivasi penelitian di masa depan untuk mengevaluasi berbagai tingkat intervensi sensitif gender. Metode yang lebih bersifat profilaksis, seperti lokakarya pendidikan, praktik mindfulness, dan kebijakan kelembagaan, harus diterapkan untuk mempelajari dampak praktik kesejahteraan yang lebih holistik terhadap perempuan.

Selain itu, definisi kesejahteraan dapat dibuat lebih inklusif dengan menggabungkan kesehatan fisik dan mental. Kesejahteraan juga harus mencakup rasa makna atau tujuan, kepuasan hidup, dan kemampuan mengelola stres.


Journal reference:

Karakcheyeva, V., Willis-Johnson, H., Corr, P. G., & Frame, L. A. (2024) The Well-Being of Women in Healthcare Professions: A Comprehensive Review. Global Advances in Integrative Medicine and Health 13. doi:10.1177/27536130241232929

No comments