Apa hubungan antara status berat badan ibu dan komposisi mikrobioma susu?
Dalam sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan di PLOS One, para peneliti meninjau literatur saat ini untuk menentukan korelasi antara mikrobiota ASI dan berat badan ibu berdasarkan body mass index (BMI) kehamilan dan postpartum serta gestational weight gain (GWG).
Latar belakang
Penelitian terbaru tentang mikroflora usus telah menyoroti
pentingnya keragaman mikroba usus dalam proses metabolisme seperti penyerapan
energi dari makanan. Obesitas telah dikaitkan dengan rendahnya keragaman
mikrobioma usus, yang mengakibatkan manajemen energi yang tidak tepat dan
peradangan sistemik tingkat rendah di dalam tubuh.
Kesehatan ibu selama dan setelah kehamilan dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan bayi. Studi telah menemukan bahwa
obesitas ibu dapat mengubah biota usus ibu dan telah dikaitkan dengan
peningkatan risiko sindrom metabolik dan obesitas masa kanak-kanak pada
keturunannya. Mikrobiota usus bayi diperkirakan awalnya dirakit sebagian
melalui komposisi mikroba susu manusia, dan penelitian telah menemukan bahwa
komposisi mikrobioma usus selama masa bayi mempengaruhi berbagai hasil
kesehatan.
Sementara penelitian ekstensif ada tentang pengaruh obesitas
ibu pada biota usus ibu, sedikit yang diketahui tentang pengaruhnya terhadap
mikrobioma ibu lainnya, seperti komposisi mikroflora susu.
Tentang studi
Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan tinjauan
pelingkupan untuk mengumpulkan bukti luas dan memahami konsep-konsep kunci
tentang hubungan antara obesitas ibu dan komposisi mikroba ASI. Berbagai
database, termasuk MEDLINE, Embase, Web of Science, dan Scopus digunakan untuk
mengumpulkan literatur yang relevan.
Studi kohort, cross-sectional, longitudinal, eksperimental,
dan observasional tentang hubungan antara mikrobiota ASI dan berat badan ibu
yang diterbitkan dalam jurnal peer-review dimasukkan dalam penelitian ini.
Deskripsi berat badan ibu termasuk BMI sebelum hamil atau pascapersalinan atau
persentase lemak tubuh, GWG, atau perubahan gestasional dalam BMI.
Metode penilaian mikrobioma susu manusia bergantung pada
budaya atau tidak bergantung pada budaya. Metode kultur-independen termasuk metagenomics,
next-generation sequencing (NGS), amplicon analysis, quantitative polymerase
chain reaction (qPCR), and gel electrophoresis. Metode yang bergantung pada
kultur meliputi kultur, isolasi, dan karakterisasi fenotipik atau genotipik
bakteri.
Studi yang melaporkan diabetes gestasional, mastitis, dan
perilaku merokok pada peserta dikeluarkan karena faktor-faktor ini diketahui
mempengaruhi komposisi ASI.
Hasil
Temuan penelitian ini ambigu, dan hasilnya menunjukkan
hubungan kecil antara komposisi mikroba ASI dan status berat badan ibu. Dari 20
penelitian yang relevan dari 6.365 yang disaring, 11 melaporkan hubungan yang
signifikan antara kedua variabel, empat melaporkan hubungan yang signifikan dan
nol, dan lima melaporkan hanya hubungan nol antara status berat badan ibu dan
mikroflora ASI.
Kajian tersebut menemukan bahwa komunitas mikroba susu
manusia mirip dengan mikrobiota kulit dan sebagian besar terdiri dari
Staphylococcus, Streptococcus, dan Acinobacter. BMI dan GWG ibu yang lebih
tinggi umumnya dikaitkan dengan keragaman alfa yang lebih rendah,
Bifidobacterium yang lebih rendah, dan kelimpahan Staphylococcus, dan Streptococcus
yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu dengan BMI dan GWG normal.
Namun, hanya korelasi kecil yang ditemukan antara komposisi
susu mikroba dan berat badan ibu, di mana penulis menyajikan tiga penjelasan.
Pertama, perubahan mikrobiota usus ibu yang terkait dengan GWG dan peningkatan
BMI postpartum dapat mengakibatkan perubahan komposisi mikroba susu. Studi
telah menemukan bahwa wanita dengan GWG dan obesitas memiliki Staphylococcus
yang lebih tinggi dan kelimpahan Bifidobacterium yang lebih rendah di usus
mereka dan selanjutnya di dalam susu, dengan bakteri yang berpotensi mengisi
susu melalui mikrobiota kulit.
Kedua, asupan makanan ibu dapat mempengaruhi komposisi
mikroba susu secara langsung maupun tidak langsung melalui komposisi
makronutrien dan oligosakarida susu. Diet selama kehamilan dan pascapersalinan
juga secara langsung mempengaruhi BMI dan GWG ibu, menjelaskan hubungan antara
berat badan ibu dan komposisi mikrobioma susu.
Terakhir, penulis percaya praktik menyusui dapat
mempengaruhi mikrobiota susu. Obesitas dan GWG yang tinggi pada ibu
mengakibatkan sesi menyusui yang lebih pendek, kemungkinan karena berbagai
faktor psikologis, fisiologis, dan budaya. Studi telah menemukan bahwa durasi
menyusui yang lebih pendek mengubah komposisi makronutrien dan mikrobioma susu
dengan membatasi berapa lama susu terpapar mikroba kulit di sekitar areola dan
mikroba mulut di rongga mulut bayi.
Selanjutnya, mikrobioma susu juga dapat berubah sesuai
dengan tahap laktasi. Tinjauan tersebut membahas studi di mana kandungan total
bakteri dan kelimpahan Bifidobacterium, Staphylococcus, dan Lactobacillus
meningkat dengan tahap laktasi yang progresif.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tinjauan menemukan hubungan kecil antara
komposisi mikroba ASI dan status berat badan ibu. Menurut penulis, hubungan
tersebut dapat dijelaskan dengan perubahan biota usus ibu, asupan makanan
selama dan setelah kehamilan, dan durasi menyusui.
Journal reference:
Daiy, K. et al. (2022) "Maternal weight status and the
composition of the human milk microbiome: A scoping review", PLOS ONE,
17(10), p. e0274950. doi: 10.1371/journal.pone.0274950.
https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0274950
No comments