Breaking News

Infant-directed singing pada bayi meningkatkan perilaku visual sosial bayi

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, para peneliti menilai dampak infant-directed singing pada bayi pada perilaku visual sosial bayi.

Latar belakang

Ketika anak-anak masih kecil, pengasuh bernyanyi untuk mereka untuk menenangkan, menenangkan dan melibatkan mereka. Ini adalah bagaimana musik mulai berperan dalam ikatan sosial. Nyanyian yang diarahkan pada bayi adalah kejadian universal yang mendorong ikatan afiliasi melintasi batas-batas budaya. Nyanyian yang diarahkan pada bayi memfokuskan perhatian bayi, mengontrol tingkat gairah mereka, dan meringankan penderitaan mereka.

Bernyanyi untuk bayi membantu pengasuh merasa lebih terhubung secara emosional dengan bayi mereka dan mengontrol tingkat gairah mereka sendiri. Proses entrainment fisiologis adalah kandidat yang menjanjikan sebagai mekanisme potensial di mana nyanyian yang diarahkan pada bayi dapat mempromosikan perilaku sosial.


Tentang studi

Dalam penelitian ini, para peneliti mengevaluasi apakah ritme nyanyian yang diarahkan pada bayi memengaruhi perhatian visual bayi.

Nyanyian yang diarahkan pada bayi disajikan kepada 56 bayi berusia dua bulan dan 56 bayi berusia enam bulan. Untuk menyusun tes entrainment bayi yang eksplisit dan searah, audiovisual (AV) recordings of infant-directed singing pada bayi digunakan. Kecepatan, amplitudo, dan nada lagu anak-anak seperti "Twinkle, Twinkle Little Star," dan "Old MacDonald" dengan variasi alami dibawakan oleh penyanyi amatir. Rekaman AV diambil sampelnya pada 44,1 kHz, sedangkan video direkam pada 30 frame per detik. Sebanyak sembilan rekaman AV digunakan, dengan setiap rekaman berlangsung hampir 24 detik

Struktur ritmis nyanyian itu diukur dengan mengkategorikan rentang waktu vokal dari suku kata yang signifikan secara metrik di setiap lagu, yang disebut sebagai "ketukan" untuk kesederhanaan. Pengkodean dilakukan dengan memvisualisasikan setiap spektogram ucapan dan bentuk gelombang serta menggunakan playback interaktif. Sebanyak 227 ketukan disediakan di seluruh sembilan rekaman.

Area mata dipetakan di setiap bingkai video yang sesuai dengan masing-masing pengasuh bernyanyi. Untuk menentukan apakah tingkat rata-rata tatapan mata disesuaikan dengan struktur ritme nyanyian pengasuh, teknologi pelacakan mata (ISCAN) digunakan untuk mengukur pemindaian visual bayi. Menggunakan plot fase dan kurva Lissajous, tim menilai waktu respons yang disinkronkan dari bayi dan pengasuh. Tim juga menyelidiki apakah ritme nyanyian bayi baru lahir dan gerakan mata disinkronkan. Pengaturan waktu yang terkait dengan fiksasi mata mengenai waktu ketukan lagu yang kuat secara metrik untuk setiap kelompok umur juga ditentukan.


Hasil

Peningkatan tatapan mata bayi dikunci oleh ritme nyanyian pengasuh di antara bayi berusia dua dan enam bulan. Tim juga menemukan bahwa fase setiap reaksi sangat selaras dengan waktu. Hal ini dibuktikan ketika melihat mata individu mencapai nilai tertinggi pada 58,9% dan 32,1% untuk bayi berusia enam bulan dan dua bulan dalam waktu 108 ms dari denyut, masing-masing.

Studi ini juga menunjukkan kemajuan dalam perkembangan bayi. Sementara bayi berusia dua bulan dan enam bulan menunjukkan respons tatapan mata yang terkunci fase terhadap irama, peningkatan tatapan mata pada enam bulan dibandingkan dengan dua bulan menunjukkan penguncian fase yang jauh lebih ketat. Pola serupa diamati pada tingkat dan bentuk peristimulus time histograms (PSTHs. Bayi berusia dua bulan dan enam bulan menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tampilan mata yang terkunci waktu dengan irama nyanyian pengasuh. Namun, besarnya peningkatan secara signifikan lebih tinggi untuk bayi berusia enam bulan dibandingkan dengan bayi berusia dua bulan.

Selain itu, perbandingan dalam kelompok dan tingkat yang diharapkan secara kebetulan mengungkapkan bahwa tingkat melihat meningkat hampir dua kali lipat pada dua bulan tetapi lebih dari empat kali pada enam bulan. Variasi ini mendukung bahwa dorongan ritmis untuk tindakan adaptif sosial dapat dideteksi pada usia dua bulan dan sebelum menjadi semakin signifikan pada enam bulan sambil mencerminkan pematangan motorik antara dua dan enam bulan.

Hasil mengenai ketukan sangat berbeda dari hasil untuk amplitudo tinggi dan frekuensi tinggi. Contoh amplitudo tinggi dan frekuensi tinggi dapat terjadi secara terpisah dari momen penting berirama. Namun, keduanya merupakan indikator prosodik penting dari penekanan komunikatif dan berhubungan dengan ritme stimulus. Akibatnya, mereka menawarkan isyarat komunikatif yang terkait tetapi kadang-kadang tidak dapat dipisahkan. Baik amplitudo tinggi maupun frekuensi tinggi tidak cukup untuk mengatur pandangan mata oleh bayi dalam kelompok usia dua bulan atau enam bulan ketika diperiksa sebagai pendorong diskrit penampilan mata bayi.

Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa nyanyian yang diarahkan pada bayi dapat menarik perhatian bayi ke mata pengasuh. Ini menyediakan mekanisme untuk nyanyian yang diarahkan pada bayi untuk memfasilitasi interaksi sosial di seluruh perkembangan, menjadi terdeteksi pada dua bulan dan lebih jelas pada enam bulan.


Journal reference:

Lense, Miriam D., Shultz, Sarah, Astésano, Corine, Jones, Warren. (2022). Music of infant-directed singing entrains infants’ social visual behavior. Proceedings of the National Academy of Sciences. doi: https://doi.org/10.1073/pnas.2116967119 https://www.pnas.org/doi/10.1073/pnas.2116967119

No comments