Strategi pengurangan paparan virus corona di kabin pesawat yang melibatkan kursi tengah dan masker yang kosong
Dalam sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Engineering Reports, para peneliti mengevaluasi pengurangan paparan virus di udara di kabin pesawat ketika langkah-langkah mitigasi seperti mengenakan masker dan membiarkan kursi tengah kosong diadopsi untuk memahami strategi membatasi penyebaran severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) selama perjalanan udara.
Latar belakang
Meskipun kabin pesawat dilengkapi dengan advanced
high-efficiency particle air (HEPA), kedekatan penumpang di kabin pesawat udara
dikombinasikan dengan durasi penerbangan yang lama meningkatkan risiko paparan
dan infeksi SARS-CoV-2 selama penerbangan.
Berbagai penelitian telah meneliti keefektifan penggunaan
masker dan jarak tempat duduk dalam mengurangi jumlah infeksi sekunder di dalam
pesawat selama epidemis parah severe airborne respiratory syndrome (SARS) dan hemagglutinin
1 neuraminidase 1 (H1N1) serta penyakit virus corona baru-baru ini 2019 (pandemi
COVID-19). Selain itu, hasil dari banyak studi skala besar yang terperinci
menggunakan alat yang berbeda, seperti eksperimen pelacak aerosol dan simulasi
dinamika fluida komputasi, tersedia untuk umum, memberikan kesempatan untuk
menganalisis data dari berbagai sumber untuk perspektif terpadu.
Tentang studi
Penelitian ini menggunakan data dari tiga studi skala besar
untuk menganalisis dua variabel, jarak dari sumber partikel aerosol dan paparan
partikel, dengan menggunakan model regresi linier.
The United States Transportation Command (TRANSCOM)
memberikan data tentang eksperimen pelacak aerosol yang dilakukan di atas
pesawat Boeing 767 dan 777, yang berfungsi dan sedang digunakan. National
Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) memeriksa efektivitas
kursi tengah yang kosong dibandingkan dengan kabin pesawat yang terisi penuh
dalam mengurangi paparan tetesan dengan melakukan eksperimen pelacak
bakteriofag MS2 (Emesvirus zinderi). Boeing juga merilis data simulasi
dinamika fluida komputasional pada distribusi tetesan di dalam kabin Boeing 737
dalam berbagai kondisi termal dan ventilasi. Hasil dari ketiga penelitian ini
digunakan untuk analisis regresi linier.
Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap, dengan tahap
pertama melibatkan analisis regresi data dari tiga penelitian. Pada fase kedua,
peneliti menggunakan model regresi non-linier yang dibangun dari data ketiga
penelitian untuk menganalisis penurunan konsentrasi aerosol dengan bertambahnya
jarak. Fase ketiga melibatkan analisis data studi TRANSCOM secara terpisah
untuk kelompok yang disamarkan dan yang tidak disamarkan sebagai perbandingan.
Akhirnya, pada fase terakhir, efek dari langkah-langkah mitigasi dianalisis
dalam konteks faktor-faktor seperti infektivitas, kekuatan sumber, dan durasi
paparan.
Hasil
Hasil melaporkan bahwa membiarkan kursi tengah kosong
menunjukkan pengurangan rata-rata 54% dalam paparan untuk individu di baris
kursi yang sama dengan penumpang yang terinfeksi dan pengurangan rata-rata 36%
untuk penumpang di kabin 24 baris dengan satu individu yang terinfeksi. Selain
itu, individu yang duduk di kursi yang lebih jauh dari penumpang yang
terinfeksi memiliki risiko paparan 41% lebih rendah daripada mereka yang duduk
di dekatnya, dengan risiko paparan 20% lebih rendah. Lebih lanjut, analisis
data TRANSCOM mengungkapkan pengurangan paparan sebesar 62% dengan penggunaan
masker universal atau masker bedah oleh semua pihak, bukan hanya sumbernya.
Hasil dari salah satu skenario nosional fase empat, yang
mencakup 10 individu yang terinfeksi, melaporkan pencegahan infeksi sekunder
3,8, 6,2, dan 7,6 dengan membiarkan kursi tengah kosong, mengenakan masker, dan
mengikuti kedua langkah mitigasi, masing-masing. Selanjutnya, serangkaian
skenario nosional menunjukkan bahwa membiarkan kursi tengah kosong mengurangi
paparan aerosol sebesar 37% -38%, sementara pemakaian masker mengurangi paparan
tetesan sebesar 57% hingga 63%. Mengikuti kedua langkah tersebut terlihat
mengurangi infeksi sebesar 73% menjadi 76%.
Para penulis juga membahas pentingnya sistem ventilasi yang
berfungsi dengan baik dalam mengurangi paparan partikel aerosol. Tingkat
ventilasi di kabin pesawat hampir 100 kali lebih banyak daripada tingkat
respirasi rata-rata manusia, menghasilkan pengurangan paparan hampir 99%
melalui penyaringan partikel yang efisien. Namun, pengurangan risiko paparan
tidak diterjemahkan langsung ke pengurangan risiko infeksi. Oleh karena itu,
langkah-langkah mitigasi lainnya, seperti masking, harus diikuti untuk
mengurangi risiko infeksi lebih lanjut di ruang terbatas seperti kabin pesawat.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, penelitian tersebut melaporkan bahwa
mengikuti langkah-langkah mitigasi seperti membiarkan kursi tengah di baris
kabin pesawat kosong dan mengenakan masker bedah di dalam kabin dapat secara
signifikan mengurangi paparan tetesan. Pengurangan paparan juga tergantung pada
faktor lain seperti sistem ventilasi yang efisien, jumlah penumpang yang
terinfeksi di kabin, infektivitas, dan jarak paparan. Namun, hasilnya
menunjukkan bahwa mengikuti strategi pencegahan gabungan dari masking dan menjaga
jarak di kabin pesawat mengurangi paparan aerosol sebesar 73% hingga 76% di
berbagai skenario.
Journal reference:
Bennett, J. S., Mahmoud, S., Dietrich, W., Jones, B., &
Hosni, M. (2022). Evaluating vacant middle seats and masks as Coronovirus
exposure reduction strategies in aircraft cabins using particle tracer
experiments and computational fluid dynamics simulations. Engineering Reports.
https://doi.org/10.1002/eng2.12582,
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/eng2.12582
No comments