Peningkatan energi pengikatan Gibbs menunjukkan infektivitas yang lebih besar dari SARS-CoV-2 BA.2.75
Sebuah studi jurnal BioTech baru-baru ini mengeksplorasi sifat termodinamika, seperti tingkat pengikatan antigen-reseptor dan energi pengikatan Gibbs, dari subvarian Omikron subvarian Omikron BA.2.75 untuk memahami peningkatan transmisibilitasnya.
Latar belakang
Mikroorganisme adalah sistem termodinamika terbuka yang
melakukan interaksi biologis, kimia, dan fisik dengan lingkungan. Studi
sebelumnya tentang termodinamika interaksi ini telah mengeksplorasi kekuatan
pendorong untuk pertumbuhan mikroorganisme dan paralel kalorimetrik antara hukum
termodinamika dan evolusi biologis. Selain itu, sifat termodinamika virus
seperti monkeypox dan virus Vaccinia juga telah dipelajari.
Ribonucleic acid (RNA) dari SARS-CoV-2 telah bermutasi untuk
menghasilkan varian dengan sifat infektivitas dan penghindaran kekebalan yang
berbeda. SARS-CoV-2 menginfeksi sel inang dengan mengikat trimer protein
lonjakannya ke reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE-2).
Peningkatan infektivitas beberapa varian SARS-CoV-2 dapat
dijelaskan dengan peningkatan pengikatan antara protein lonjakan dan reseptor
ACE-2. Dengan demikian, tingkat pengikatan reseptor dan energi pengikatan bebas
Gibbs dapat dibandingkan antar varian untuk menilai infektivitas.
Tentang studi
Penelitian ini menggunakan literatur yang ada untuk mendapatkan
konstanta kesetimbangan disosiasi, serta konstanta asosiasi dan laju disosiasi,
untuk reseptor ACE-2 ke protein lonjakan varian SARS-CoV-2 yang berbeda.
Energi pengikatan Gibbs dihitung menggunakan konstanta
keseimbangan disosiasi, yang kemudian digunakan untuk menghitung laju
pengikatan protein lonjakan ke reseptor ACE-2 untuk masing-masing varian
SARS-CoV-2. Pendekatan kinetik, eksponensial, dan termodinamika digunakan untuk
menentukan tingkat masuk varian SARS-CoV-2.
Pendekatan kinetik didasarkan pada hukum aksi massa dan
menggunakan konstanta laju asosiasi dan disosiasi, sedangkan pendekatan
eksponensial menggunakan persamaan eksponensial berdasarkan termodinamika
nonequilibrium. Pendekatan termodinamika menerapkan persamaan fenomenologis yang
mengikat.
Temuan studi
Energi ikat Gibbs dari SARS-CoV-2 Omikron subvarian BA.2,75
adalah -49,41 kJ/mol, sedangkan BA.4 dan BA.5 masing-masing adalah -45,81
kJ/mol dan -44,95 kJ/mol.
Varian BA.2.75 yang membawa mutasi N460K juga memiliki
tingkat masuk tertinggi 1,49 × 10-15 M/s dibandingkan dengan BA.2
dan BA.5, yang memiliki tingkat 6,58 × 10-17 M/s dan 1,19 × 10-17
M/s, masing-masing. Tingkat pengikatan varian Omicron SARS-CoV-2 meningkat dari
BA.2 menjadi BA.5.
Penyebaran SARS-CoV-2 tergantung pada infektivitas dan
patogenisitasnya. Infektivitas ditentukan oleh laju masuknya virus ke dalam sel
yang rentan, sedangkan patogenisitas mencerminkan laju multiplikasi virus di
dalam sel inang.
Masuknya SARS-CoV-2 tergantung pada interaksi antara protein
lonjakannya dan reseptor ACE-2 inang, yang ditentukan oleh energi pengikatan
Gibbs. Mutasi pada protein lonjakan mengubah interaksi antara antigen dan
reseptor, sehingga mengubah sifat termodinamika tertentu, seperti keseimbangan
disosiasi dan konstanta laju.
Tingkat masuk yang lebih tinggi dan energi pengikatan Gibbs
untuk subvarian Omicron BA.2.75 kemungkinan menjelaskan infektivitas yang lebih
besar dari BA.2.75 dibandingkan dengan subvarian dominan lainnya BA.4 dan BA.5.
Selain itu, karakteristik ini juga dapat menunjukkan bahwa BA.2.75 dapat
menjadi subvarian Omikron SARS-CoV-2 yang dominan secara global berikutnya.
Mutasi S446G dan N460K di BA.2.75 meningkatkan sifat
penghindaran netralisasinya. Penghindaran kekebalan kemungkinan memberikan
subvarian keuntungan dalam membangun dominasi global dengan meningkatkan
transmisibilitas.
Namun, temuan penelitian menunjukkan bahwa penghindaran
kekebalan saja tidak bertanggung jawab atas peningkatan infektivitas. Faktanya,
energi Gibbs yang lebih tinggi dari pengikatan dan tingkat masuk juga tampaknya
meningkatkan infektivitas subvarian dengan meningkatkan tingkat protein
lonjakan dan pengikatan reseptor ACE-2.
Sejak awal pandemi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19),
beberapa varian dan subvarian SARS-CoV-2 telah muncul dengan mutasi yang
meningkatkan pengikatan antigen dan pelepasan kekebalan. Selanjutnya, varian
virus baru telah bersaing dengan varian dominan yang ada, dengan beberapa yang
berhasil menggantikan varian yang lebih lama dan mencapai dominasi global.
Mutasi pada varian SARS-CoV-2 yang muncul mengubah sifat
termodinamika pengikatan antigen, karena mengakibatkan perubahan kimia dalam
struktur protein. Parameter termodinamika, seperti energi pengikatan Gibbs dan
laju masuk, dapat menjadi indikator peningkatan infektivitas. Dengan demikian,
informasi ini dapat membantu memprediksi potensi dominasi varian baru.
Kesimpulan
Temuan penelitian menunjukkan bahwa energi pengikatan Gibbs
yang lebih tinggi dan tingkat masuk yang lebih besar dari subvarian SARS-CoV-2
Omicron BA.2.75 bertanggung jawab atas peningkatan infektivitasnya dan
memprediksi potensi dominasi globalnya dalam waktu dekat.
Journal reference:
Popovic, M. (2022) Omicron BA.2.75 Subvariant of SARS-CoV-2
Is Expected to Have the Greatest Infectivity Compared with the Competing BA.2
and BA.5, Due to Most Negative Gibbs Energy of Binding. BioTech. 11(45).
doi:10.3390/biotech11040045.
No comments