Virus ebola Bombali telah terdeteksi di antara kelelawar di Mozambik
Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di Emerging Infectious Diseases, para peneliti melaporkan deteksi Bombali virus (BOMV, dari genus ebolavirus) ribonucleic acid (RNA) di antara tiga spesies kelelawar Mops condylurus (Molossidae) berekor bebas di Mozambik.
Latar belakang
Studi telah melaporkan enam organisme virus dari genus
Ebolavirus, termasuk Sudan, Zaire, Bundibugyo, Bombali, Hutan Taï, dan Reston),
beberapa di antaranya telah menyebabkan wabah penyakit dengan kematian yang
cukup besar di benua Afrika.
BOMV awalnya terdeteksi di antara spesies kelelawar berekor
bebas dari famili Molossidae, khususnya pada spesies kelelawar Chaerephon
pumilus dan Mops condylurus pada tahun 2016 di distrik Bombali Sierre Leone.
Dua tahun kemudian, BOMV teridentifikasi pada spesies
kelelawar Mops condylurus di Kenya dan setahun kemudian di Guinea. Studi belum
melaporkan infeksi yang diinduksi BOMV pada manusia, termasuk individu yang
mengalami gejala penyakit demam dan tinggal di lokasi di mana virus Bombali
telah terdeteksi di antara kelelawar. BOMV adalah satu-satunya virus ebola yang
diidentifikasi secara berulang oleh polymerase chain reaction (PCR) antara 2015
dan 2019 dan di antara kelelawar yang terpisah lebih dari 5.000 kilometer.
Epidemiologi BOMV pada kelelawar Mops condylurus belum
diketahui secara pasti. Perubahan musiman dalam perubahan berbasis populasi dan
lingkungan adalah pendorong utama dinamika penularan agen infeksius dalam
pengaturan berbasis alam. Misalnya, ledakan paramyxovirus, coronavirus, dan
pelepasan virus Marburg bertepatan dengan peningkatan musiman juvenil di antara
kelelawar.
Tentang penelitian
Dalam penelitian ini, para peneliti mendeteksi RNA virus
Bombali di antara tiga kelelawar betina Mops condylurus yang ditangkap di
Mozambik di sebuah situs yang terletak di sebelah tenggara jangkauan geografis
kelelawar.
Pada Mei 2015, sampel diperoleh dari 54 spesies kelelawar
Mops condylurus yang hidup di gedung-gedung di distrik Inhassoro Mozambik
tenggara dan kelelawar lainnya (n=211 dari 10 spesies kelelawar lainnya), yang
kebanyakan tinggal di gua. Semua sampel disaring untuk virus yang termasuk dalam
keluarga Coronaviridae, Paramyxoviridae, dan Astroviridae. RNA diekstraksi dari
sampel dan dilakukan analisis reverse transcription PCR (RT-PCR).
Complementary deoxyribonucleic acid (DNA) disaring
menggunakan tiga tes yang menargetkan gen large protein (L) dari keluarga
Filoviriridae, dan produk analisis PCR diurutkan. Peta dihasilkan dengan data
yang diperoleh dari situs web International Union for Conservation of Nature
Red List dan Natural Earth. Analisis filogenetik dilakukan berdasarkan
pemodelan evolusi transversi plus gamma. Pohon kemungkinan maksimum dihasilkan
berdasarkan urutan nukleotida parsial (587 pasangan basa) dari gen L filovirus
tertentu.
Hasil
Temuan studi mendukung deteksi virus Bombali di selatan
rentang geografis kelelawar Mops condylurus, lokasi pemukiman spesies kelelawar
yang diketahui. Pengurutan gen L parsial menunjukkan bahwa urutan genom BOMV
yang diidentifikasi pada kelelawar Mozambik terkait erat dengan urutan yang
didokumentasikan di antara kelelawar dari Kenya, Guinea, dan Sierra Leone.
Virus terdeteksi pada tiga kelelawar di Guinea antara Mei
2018 dan Maret 2019. Di Sierra Leone, virus diidentifikasi pada satu betina
dewasa pada Mei 2016. Di Kenya, virus terdeteksi pada satu betina dewasa pada
Mei 2018 dan dua betina dewasa. pada Mei 2019. Di Mozambik, virus terdeteksi
pada tiga wanita pada Mei 2014.
Meskipun hasilnya diperoleh berdasarkan urutan genom pendek
(587 pasangan basa), mereka menunjukkan hubungan yang kuat antara kelelawar M.
condylurus dan BOMV di seluruh rentang geografisnya. BOMV terdeteksi hanya pada
kelelawar berjenis kelamin betina, tanpa perbedaan antara populasi dewasa dan
sub-dewasa. Tim tersebut menangkap sebagian besar kelelawar yang positif BOMV
di daerah sarang siang hari yang ditempati oleh ternak atau manusia.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, temuan penelitian mendukung dugaan bahwa
kelelawar Mops condylurus berperan dalam memelihara BOMV. Baik virus Bombali
maupun spesies ebolavirus lainnya telah diidentifikasi pada manusia Di
Mozambik, menyoroti bahwa temuan penelitian tidak boleh dianggap sebagai bukti
peringatan besar-besaran bagi individu yang membengkak di komunitas lokal.
Namun, mereka malah harus mengkatalisasi inisiasi studi masa depan dan
melanjutkan upaya pengawasan.
Penelitian lebih lanjut harus menekankan anggota lain dari
keluarga kelelawar Molossidae sejak virus Bombali pertama kali didokumentasikan
di Chaerephon pumilus, bagian dari keluarga kelelawar yang sering bertengger di
situs sinantropis dan dengan demikian menimbulkan peluang limpahan. Menggunakan
metode unified One Health (yaitu, multisektoral, transdisipliner, dan
kolaboratif) dapat mencegah wabah penyakit di masa mendatang, mendorong
pengembangan komunitas manusia yang berkelanjutan, dan melindungi kelelawar
dengan peran fungsional utama di beberapa ekosistem.
Journal reference:
Lebarbenchon C, Goodman SM, Hoarau AOG, Le Minter G, Dos
Santos A, Schoeman MC, et al. (2022). Bombali ebolavirus in Mops condylurus
bats (Molossidae), Mozambique. Emerging Infectious Diseases. doi: https://doi.org/10.3201/eid2812.220853
https://wwwnc.cdc.gov/eid/article/28/12/22-0853_article
No comments