Breaking News

Apa itu Catechins?

Polifenol yang paling umum dipelajari (juga disebut flavonoid) adalah procyanidins, quercetin, isoflavones (genistein dan daidzein), dan catechin. Katekin adalah sejenis senyawa fenolik yang ditemukan dalam buah beri, teh, dan kakao, yang semuanya merupakan makanan yang mengandung antioksidan berkat polifenol ini.

Semua polifenol memiliki berbagai karakteristik, khususnya cincin fenoliknya. Senyawa ini adalah beberapa yang paling signifikan dari semua antioksidan yang dapat dikonsumsi sebagai makanan. Fitur ini menyebabkan penggunaan istilah 'antioksidan' yang baru dan meluas.

Konsentrasi total polifenol di dalam sumber makanan yang dipilih saat ini umumnya diamati dengan mengukur aktivitas polifenol tersebut, dengan salah satu jenis yang paling umum terjadi secara alami adalah katekin.


Bagaimana katekin terstruktur?

Katekin adalah flavan-3-ol, bagian dari keluarga kimia flavonoid, fenol alami, antioksidan, dan metabolit sekunder pada tanaman tertentu. Nama keluarga kimia catechin awalnya berasal dari kata 'catechu', yang merupakan nama ekstrak rebus (jus tannic) dari tanaman catechu Mimosa.

Katekin terdiri dari dua cincin benzena (disebut cincin A dan cincin B), serta heterosiklik dihidropiran (cincin C) dengan gugus hidroksil yang terikat pada karbon 3. Cincin A analog dengan bagian resorsinol, sedangkan cincin B mirip dengan bagian katekol.

Ada juga dua pusat kiral dalam molekul ini, masing-masing karbon 2 dan 3. Oleh karena itu, ini berarti bahwa ia memiliki empat diastereoisomer. Dua isomer molekul berada dalam posisi trans, disebut katekin, sedangkan dua lainnya dalam konfigurasi cis, disebut epikatekin. Isomer katekin yang paling umum diamati adalah versi (+)-katekin. Stereoisomer lainnya dapat disebut ent-catechin atau (-)-catechin.


Apa yang harus dilakukan katekin di dalam tubuh?

Katekin teh (polifenol yang ditemukan secara alami dalam daun teh) mengalami berbagai perubahan metabolisme setelah dikonsumsi secara oral, sementara sebagian besar diekskresikan dalam tinja.

Studi epidemiologi sebelumnya telah menyarankan bahwa teh berpotensi memiliki kualitas perlindungan terhadap berbagai kanker manusia, termasuk kanker usus besar dan rektum. Selanjutnya, sifat antimikroba dari katekin dalam daun teh memainkan berbagai peran dalam saluran pencernaan.

Dalam usus kecil manusia, katekin menghambat aktivitas enzim amilase, dan sejumlah katekin diserap ke dalam vena portal utama. Dimana katekin diketahui memiliki sifat bakterisida, mereka tidak memiliki efek pada bakteri asam laktat.

Telah ditemukan dalam penelitian ilmiah sebelumnya bahwa memasukkan katekin teh dalam makanan seseorang selama beberapa minggu dapat menurunkan volume produk pembusukan dalam tubuh, dan meningkatkan keberadaan asam organik melalui penurunan pH usus.

Potensi sifat pencegahan kanker teh (seperti teh hijau) telah digambarkan menggunakan model hewan untuk kanker umum di dalam situs organ yang berbeda, dan juga telah disarankan oleh beberapa studi epidemiologi yang lebih mendalam selama beberapa tahun terakhir.

Meskipun peran katekin teh ketika mengamati pengobatan dan pencegahan kanker payudara sangat tidak pasti, ada juga berbagai penelitian in vivo dan in vitro yang secara akurat menggambarkan hubungan erat antara konsumsi teh hijau oleh manusia dan konsekuensi penurunan risiko tertular kanker payudara.

Misalnya, katekin telah ditemukan untuk menghambat metilasi DNA melalui penekanan DNMTs (DNA methyltransferases), serta meningkatkan tingkat SAH (methionine cycle intermediate), yang mengakibatkan penghambatan signifikan tumorigenesis (pembentukan tumor).

Katekin juga sebelumnya telah ditemukan untuk menekan proliferasi sel manusia dan juga menginduksi apoptosis (kematian sel alami) sel kanker payudara dengan memfasilitasi penghentian siklus sel. Mereka juga mendorong calcium-associated apoptosis, sehingga mempromosikan kematian sel kanker lebih lanjut melalui sistem tubuh alami (seperti memanfaatkan protein P53).

Oleh karena itu katekin teh telah dinyatakan dapat menghambat metastasis berbahaya sel kanker payudara melalui modulasi enzim proteolitik spesifik, yang akibatnya menekan pembentukan dan perkembangan tumor.

Kesimpulannya, katekin adalah polifenol alami yang biasa ditemukan dalam daun teh rebus, yang dapat digunakan tidak hanya untuk mengurangi risiko banyak kanker dewasa yang umum tetapi juga menjadi kemungkinan pengobatan berdampak rendah untuk kanker ini.


Sources

Williamson G. & Holst B. (2008). Dietary reference intake (DRI) value for dietary polyphenols: are we heading in the right direction? DOI:10.1017/S0007114508006867

Haya Y. (1997). Influence of Tea Catechins on the Digestive Tract. doi.org/.../(SICI)1097-4644(1997)27+<52::AID-JCB10>3.0.CO;2-N

Yang C.S. & Wang H. (2011). Mechanistic issues concerning cancer prevention by tea catechins. https://doi.org/10.1002/mnfr.201100036

Xiang L. et al. (2016). Suppressive Effects of Tea Catechins on Breast Cancer. https://doi.org/10.3390/nu8080458

No comments